Pencarian Kerja di Jepang (就職活動)
Shuushokukatsudou (就職活動) atau yang disingkat dengan shuukatsu (就活) merupakan kegiatan atau periode seseorang
mencari pekerjaan, memilih perusahaan hingga pada proses penerimaan.
Periode
Umumnya hiring period di Jepang berlangsung dari bulan Mei
sampai akhir bulan Februari, dan dibagi menjadi dua periode yakni summer hiring dan autumn hiring.
Lowongan perusahaan ternama umumnya segera ditutup selesai summer hiring, terutama sektor yang membutuhkan tenaga
ahli. Pelamar yang diterima kerja akan mulai bekerja pada tahun kerja baru
(tepatnya bulan April tahun selanjutnya).
Pelamar Kerja
Pelamar kerja utamanya
adalah mereka yang direncanakan akan lulus pada tahun selanjutnya atau pelajar
di tingkat akhir ini disebut dengan shinsotsu saiyou, mereka
yang sudah lulus dan belum pernah bekerja (kisoustu). dan
mereka yangsudah pernah bekerja sebelumnya (chuutou saiyou). Berbeda
dengan di Indonesia dimana mahasiswa pada tahun keempat (atau tahun terakhir
sebelum lulus) yang disibukkan dengan penulisan skripsi dan sebagainya,
mahasiswa Jepang pada tahun terakhir di Universitas melakukan shuushoku katsudou sampai diterima kerja.
Adakalanya ada juga lowongan buat pelajar yang direncanakan akan lulus pada dua
atau tiga tahun sebelumnya. Umumnya pelajar asing (留学生) masuk dalam kategori
di atas kecuali kisotsu.
Untuk pelamar yang pernah bekerja sebelumnya
(di Jepang dan dalam keadaan tidak terikat kontrak) dapat langsung segera
bekerja tanpa perlu menunggu bulan April selanjutnya.
Proses
Garis besar proses pencarian kerja di Jepang
adalah seperti berikut:
Pencarian lowongan,
via
website lowongan
kerja, website perusahaan, seminar akbar pencarian kerja dsb
Seminar
perusahaan (setsumeikai)
Seleksi
berkas (shoruisenkou)
Wawancara
tahap 1 (ichijimensetsu)
Tes
SPI (Synthetic Personality Inventory)
Wawancara
tahap 2 (nijimensetsu)
Wawancara
tahap akhir (saishuumensetsu, bisa hingga empat tahap)
Memperoleh naitei atau surat penerimaan (内定)
Mulai bekerja April
tahun selanjutnya
Persiapan
Selain tentunya batin yang kuat, pribadi yang
baik serta kualifikasi yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang diharapkan, ada
dua hal penting yang perlu disiapkan yakni:
·
Penampilan (midashinami)
Di Jepang seluruh
aktifitas pertemuan pencarian kerja berlangsung dengan pelamar memakai jas
“tertentu” yakni rikuruuto suits (recruit suits), jenis jas hitam polos lengkap dengan
kemeja putih dengan dasi polos beserta tas bisnis atau kerja.
Contoh biaya yang dihabiskan seseorang yang
akan memulai pencarian kerja untuk membeli segala sesuatu untuk penampilannya
dari awal adalah sekitar 30.000.
Pria: setelan jas + kemeja putih + dasi +
sabuk + sepatu + dasi + kaos kaki + tas kantor
Wanita: jas/ blazer + rok/ celana panjang +
kemeja putih + sepatu + stocking warna kulit + tas kantor
Jenis penampilan sudah
menjadi tradisi di Jepang sejak lama. Selain dress code yang
sudah paten, pelamar kerja juga menghindari hal-hal trendi pada rambut, kuku
dan sebagainya. Di Jepang, dalam pertemuan pertama seseorang dinilai dari kesan
di 10 detik awal (dengan melihat penampilan dan cara berbicara).
·
Curriculum Vitae (rirekisho)
Selain mencantumkan
data diri, di sini dimintakan untuk menuliskan riwayat pendidikan, riwayat
kerja (bukan part-time), kualifikasi yang dimiliki (dicantumkan juga rencana
mengikuti suatu ujian kualifikasi atau telah mengikuti dan dalam proses
menunggu hasil), keahlian/ spesialitas dari pelamar, hobi, dan dua poin yang
paling penting yakni alasan melamar pada perusahaan tersebut dan perkenalan
diri (自己PR). Dua poin ini menjadi sangat penting,
karena selain posisi engineer atau specialist yang mengutamakan kualifikasi yang
sesuai, pada posisi lain perusahaan tidak memandang riwayat pendidikan/ kerja
dan lebih mencari pribadi yang terbaik untuk bekerja dan berkembang bersama
mereka.
Penutup
Shuushoku katsudou yang diawali dengan pencarian informasi
lowongan kerja, cukup mudah diperoleh, di antaranya via sekolah, situs lowongan
kerja, acara seminar akbar yang, situs perusahaan, selebaran gratis macam town work, konseling dengan divisi pencarian kerja yang
disediakan pemerintah Jepang. Pekerjaan dari pihak sekolah umumnya mudah
diperoleh karena sekolah akan habis-habisan mempromosikan pelajarnya untuk
diterima (atau kesan baik dari para lulusan sekolah yang bekerja di perusahaan
Jepang) yang berujung pada kemudahan pada proses seleksi berkas atau bahkan
mengurangi jumlah wawancara. Bukan hanya pelamar saja yang berjuang, perusahaan
demi mencari pelamar terbaik berupaya melakukan berbagai cara dengan tidak
bergantung pada lowongan yang terpampang pada halaman situs mereka tapi
membayar space iklan di situs lowongan kerja dan atau berpartisipasi pada
seminar lowongan kerja. Perusahaan terus melakukan appeal bagi pelamar terbaik karena meski sudah
menerima pelamar, pelamar tersebut masih berhak menolak dan memilih perusahaan
lain. Ini menandakan bahwa pencarian kerja bukan hanya usaha sepihak dari
pencari kerja tapi juga bagi perusahaan penerima karyawan baru.
Pelamar kerja baiknya selalu mengikuti seminar
akbar kerja karena di saat bersamaan dapat melihat dan mendapat informasi
perusahaan yang dirasa bagus untuk kemudian melamar. Langkah selanjutnya adalah
mengikuti seminar perusahaan setelah mengikuti seminar akbar kerja atau
mereservasi lewat situs lowongan. Setelah seminar perusahaan barulah proses
lamaran dimulai dengan menyerahkan CV (karena keputusan untuk melamar dilakukan
setelah mendengar seminar perusahaan, dimana perusahaan menjelaskan daya jual
mereka kepada calon pelamar).
Meski sangat
merepotkan, pencarian kerja di Jepang sebenarnya tidaklah sesulit yang
dibayangkan. Yang dibutuhkan adalah niat dan mental yang kuat.
Bagian yang tersulit adalah memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan/ kualifikasi kita, impian
serta tunjangan yang sesuai dengan yang kita inginkan. Karena berbeda dengan
perusahaan di Indonesia yang cenderung menerima pelamar yang sudah memiliki
pengalaman, Jepang memilih karyawan baru mereka bukan berdasarkan pengalaman
(karena umumnya adalah mahasiswa baru lulus) tapi pada karakter, apakah orang
ini bisa dapat menjadi investasi bagi perusahaan di masa depan. Di lain pihak,
pelamar juga berpikir keras, apakah perusahaan ini adalah perusahaan yang tepat
dimana saya menyerahkan masa depan saya. Karena di Jepang, seseorang yang masuk
kerja pada perusahaan umumnya akan bekerja terhadap perusahaan tersebut
sepanjang karirnya, berbeda dengan di Indonesia yang terasa bebas berhenti dan
terus mencari tempat terbaik. Shuushoku katsudou bukanlah
sekadar mencari dan memperoleh pekerjaan tetapi mencari kerja yang benar-benar
cocok sehingga tidak akan menyesal di kemudian hari.